Jumat, 01 Februari 2013

Pakai Baby Walker ga ya???

Ketika hamil, saya pernah beberapa kali mengikuti terapi musik di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Saat itulah sang psikolog sangat mewanti-wanti kepada kami yg akan menjadi ibu ataupun yg baru menjadi ibu agar tidak menggunakan baby walker kepada anak kami, alasannya bahwa selain rawan kecelakaan, si anak akan lebih agresif.

Dengan menggunakan baby walker, si anak akan menjalankan walkernya kemana saja, nabrak sana-sini. ini rawan kecelakaan dan mengajarkan si anak "saya boleh menabrak apa aja, selama saya jalan".

ketika menggunakan baby walker, si anak cenderung mengayunkan kaki, mendorong menggunakan perut agar baby walker bisa berjalan, dan si anak duduk manis di baby walker ketika baby walker terdorong ayunannya, ini justru mengajarkan si anak malas untuk berjalan.

jujur saya belum pernah baca langsung artikel tentang baby walker. saya merasa cukup dari keterangan psikolog terapi musik saya, tetapi untuk berbagi bersama teman-teman, biasanya lebih baik jika ada argumen tertulis. So, seneng banget nemu artikel tentang baby walker. Semoga membantu teman-teman yg masih bingung untuk menggunakan baby walker atau tidak.

Berikut ini saya copas bagian artikel dari kompas, minggu 13 januari 2013, penulis Irwanto, Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Orang tua yg menggunakan baby walker untuk anak bertujuan agar anak cepat jalan, namun penggunaan baby walker ini tanpa disadari oleh orang tua sangat membahayakan bayinya.

Penggunaan baby walker dikenal sejak akhir abad ke 17. Dalam dua dekade terakhir terdapat peningkatan kecelakaan akibat baby walker. Penelitian sebelumnya memperkirakan 64% - 86% bayi menggunakan baby walker.

Baby walker terdiri dari kerangka keras beroda. bayi dipegang dalam sling dengan meja mainan di depannya. bayi bergerak dengan mendorong dari jari kaki. bayi menegakkan jari kaki sambil bersandar pada meja. baby walker menjadikan bayi lebih tinggi, yg memungkinkan bayi mencapai barang-barang yg letaknya tinggi.

baby walker juga membuat bayi lebih mudah bergerak. bayi dapat bergerak sepanjang ruangan dan dapat meraih benda-benda yg berbahaya, katakanlah pisau di atas meja atau kabel listrik di dinding atau bahkan jatuh dari tangga.

Apakah baby walker membantu bayi agar lebih cepat berjalan? Tidak.
Baby walker justru mengurangi keinginan anak untuk berjalan karena adanya alternatif lebih mudah, yaitu berkelana dengan baby walker tersebut.

Baby walker juga menguatkan otot yg salah. kedua tungkai bawah memang diperkuat, tetapi tungkai atas (paha) dan pinggul tetap tidak terlatih. padahal tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk berjalan. jadi baby walker tidak bermanfaat untuk melatih anak berjalan.

Selain itu, baby walker mengakibatkan bayi tidak dapat melihat kaki dan anak kakinya. bayi tidak mempelajari cara untuk menyeimbangkan tubuh. bayi-bayi itu sering berdiri dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otot yang tegang dan mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki #jinjit.

Tanpa baby walker, bayi belajar berdiri dan berjalan. bayi belajar duduk dan belajar bergerak antara duduk dan merangkak. ia dapat menjelajah lingkungannya dengan aman dan belajar bergerak dari duduk ke berlutut pada kotak mainan atau kursi. dari berlutut, bayi belajar menarik diri untuk berdiri. berdiri dengan berpegangan pada kursi atau meja kopi  menguatkan otot yg digunakan untuk berjalan.
bayi mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan berdiri kembali dan melangkah mengelilingi perabot.
selain itu, bayi dapat melihat kakinya. penglihatan adalah penting dalam belajar bergerak.

Naah,,, sudah ga ragu lagi ya tentang penggunaan baby walker :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar